Keberadaan BLK Komunitas Sarana Penting Meningkatkan SDM Indonesia Siap Kerja

Bengkulu, FajarNews– Keberadaan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) ini menjadi salah satu sarana penting dalam meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia siap kerja.

BLK Komunitas Kejuruan Bahasa, Yayasan Ponpes Hidayatul Hasaniyah, yang beralamat di Dukuh Talang Kering, Kelurahan Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bungkahulu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, yang merupakan binaan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bekasi; sudah dua minggu melaksanakan program pelatihan perdana berbasis kompetensi bagi enam belas (16) orang peserta berusia antara tujuh belas hingga dua puluh satu tahun.

Program pelatihan ini dilaksanakan mulai 28 Agustus hingga 15 September 2023, dengan jam pelajaran (JP) berjumlah 240 jam , setiap pertemuan pelatihan selama 10 jam sehari, mulai pukul 08.00-17.00 WIB.

Adapun, program pelatihan bahasa berbasis kompetensi ini meliputi pengenalan diri, perkenalan alat-alat kantor, buat perjanjian (Making Appointment), berbicara sehari-hari dikantor dengan menggunakan bahasa inggris, meminta saran ke teman kerja, dan lain lain.

Menurut Kepala Ponpes Hidayatul Hasaniyah, KH Ahmad Falahuddin bahwa peserta pelatihan bahasa berasal dari luar ponpes, rata rata mereka telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas ( SMA/SMK) di kota Bengkulu.

Keberadaan BLK Komunitas bantuan Kemnaker di ponpes tersebut, lanjutnya, sangat bermanfaat karena memberikan dampak kepada marwah, dan pola pikir masyarakat didalam dan diluar ponpes.

Misalnya, saat BLKK dibangun banyak tenaga kerja yang terserap, mereka berasal dari masyarakat sekitar ponpes.demikian pula ketika BLKK ini sudah jadipun, peserta program pelatihan bahasa berasal dari luar lingkungan ponpes.

Dengan keberadaan BLKK tersebut, Ahmad Falahuddin berharap bantuan program paket pelatihan dari Kemnaker ini, dapat berkelanjutan agar masyarakat dapat menikmati pelatihan terus menerus guna memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan sumber daya manusia dan dapat mengurangi pengangguran.

Hal senada juga disampaikan Anugrah Agung selaku Kepala BLK Komunitas Hidayatul Hasaniyah. Menurutnya, bahwa untuk saat ini dan mendatang bahasa asing dalam hal ini bahasa inggris sangat dibutuhkan, mengingat banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Bengkulu, hal tersebut dibuktikan dengan ditetapkannya Pulau Baai sebagai Kawasan Ekonomi Ekskusif (KEE) oleh Presiden Joko Widodo.

Pulau Baai adalah pelabuhan tempat bersandarnya kapal- kapal Asing, yang berasal dari Jepang, Korea, China, dan lain-lain. Oleh karena itu, menurut Anugrah, perlu ada persiapan yang serius dalam membekali diri dengan pelatihan bahasa asing. Meningat BLK Komunitas jurusan bahasa di ponpes tersebut baru bahasa inggris, kedepannya akan ada penambahan pelatihan bahasa korea, mandarin dan Jepang.

Lanjutnya, BLK Komunitas jurusan bahasa di ponpes Hidayatul Hasaniyah saat ini masih dalam binaan Kementerian Ketenagakerjaan dalam hal ini BBPVP Bekasi selama tiga tahun.

Diharapkan setelah tiga tahun, BLKK tersebut sudah dapat mandiri.

Untuk itu, dalam mempersiapkan diri menuju kemandirian, pihaknya telah melakukan terobosan dan inovasi berupa kerjasama dengan pihak swasta di sektor pariwisata, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah.

Sementara itu, Instruktur BLKK Ponpes Hidayatul Hasaniyah, Fuad Firdaus menjelaskan bahwa dirinya telah mengikuti pelatihan dasar (dikdas) di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Belitung selama dua bulan, yakni akhir Oktober sampai dengan pertengahan Desember 2022.

“Apa yang saya peroleh dari instruktur pelatihan dasar di BPVP Belitung, itu yang saya terapkan kepada peserta pelatihan di BLKK ponpes. Misalnya; mengajarkan bagaimana cara membuat Matrix dan SKKNI , kemudian tradisi apel pagi dan apel pulang setelah pelatihan selesai,”terangnya.

Suimi Fales, Tokoh Masyarakat Bengkulu mengatakan bahwa dirinya bersyukur dengan adanya BLK Komunitas Jurusan Bahasa di Ponpes tersebut. Bahkan dirinya kagum dengan bangunan dan peralatan yang merupahkan bantuan dari Kementerian Ketenagakerjaan.

Untuk itu, dia berharap agar pengelola BLKK dapat mengelola dengan baik serta menjaga fasilitas yang tersedia agar dapat dimanfaatkan untuk waktu yang lama.

Dua peserta pelatihan yakni Sherly (21) dan Dandy Heriyadi (20), mengaku banyak yang mereka dapatkan dari pelatihan bahasa asing diponpes ini, misalnya ; sudah bisa berbicara bahasa inggris baik lisan maupun tertulis terkait administrasi perkantoran, meskipun baru dua minggu mengikuti program pelatihan.

Mereka mengakui instruktur yang mengajari mereka sangat profesional, hal ini dapat dibuktikan dengan kecakapan bahasa inggris yang mereka miliki dalam waktu yang singkat.(Rob).