BPVP Samarinda Adakan Pelatihan Pembuatan Batik Ciri Khas IKN Bagi Masyarakat Penajam Paser Utara
SAMARINDA, FajarNews– Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur mulai berbenah menyambut Ibu Kota Negara. Setelah Badan Otoritas Ibu Kota Negara (IKN) membangun berbagai sarana dan prasarana, kali ini masyarakat di Kecamatan Sepaku, daerah penyangga IKN diajak untuk berinovasi menghasilkan berbagai karya, seperti batik ciri khas IKN, tanaman hidroponik dan berbagai karya lainnya.
Untuk menghasilkan batik tersebut, Badan Otoritas IKN bekerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan melalui Balai Pelatihan Vokasi dan Produktifitas (BPVP) Samarinda, Kalimantan Timur melaksanakan pelatihan membuat batik ciri khas IKN.
Widya Astuti, instruktur pembuat batik ketika ditemui di tempat pelatihan (rumah batik), Rabu (11/10/2023) mengatakan, pelatihan membuat batik yang tengah berjalan merupakan bantuan dari BPVP Samarinda, Badan Otoritas IKN, perusahaan Pupuk Kaltim dan Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama). Bentuk kerja sama itu sesuai porsi dari masing masing lembaga. BPVP Samarinda misalnya, memberikan bantuan berupa program paket pelatihan batik tulis dan cap. Kemudian perusahaan Pupuk Kaltim dan Badan Otoritas IKN menyalurkan bantuan berupa dana pasca pelatihan. Sedangkan Kagama membangun galery atau gedung pelatihan.
“Kami sangat berterimakasih kepada pemerintah dan pihak perusahaan yang membantu membuat pelaksanaan pelatihan batik ini. Pelatihan ini merupakan pelatihan tahap kedua. Kami berharap pelatihan ini tetap berkelanjutan agar dapat mencetak skill yang kompeten memproduksi batik di IKN,” kata Widya.
Ia menjelaskan, awalnya pihak Otoritas IKN menawarkan agar Batik Sepaku Nusantara bisa memproduksi batik ciri khas IKN. Bermula dari tawaran tersebut, Widya kemudian membentuk kelompok pembatik dan melakukan pelatihan bersama warga yang didominasi kalangan ibu rumah tangga.
“Antara permintaan memproduksi batik dan minat masyarakat mengikuti pelatihan membatik itulah sehingga pelatihan ini tetap berjalan,” katanya
Ia mengatakan, ada tiga motif sebagai ciri khas batik IKN yang bakal diproduksi yakni, motif kendi tumpah, ekalyptus dan motif pakis yang melambangkan asal mula daerah Sepaku
“Branchmark semua jenis batik ini kami namai Batik Sepaku Nusantara, dimana bahannya terbuat dari jenis katun primisima. Batik ini kami jual seharga 400 – 500 ribu,” kata Widya, alumni peserta pelatihan batik tahun 2022 dari BPVP Samarinda dengan wajah sumringah
Ia mengatakan, kendala awal saat memulai pelatihan membatik adalah saat penyantingan yang memakai lilin panas. Namun seiring berjalan waktu, pelatihan membuat batik tulis sudah mulai membaik dan lancar. “Saya sering menegur peserta ketika mereka salah membuat batik tulis. Tidak satupun diantara mereka tidak ada yang tersinggung. Malah mereka merasa sukacita karena mau ditegur dan diajari cara membuat batik tulis yang baik dan benar,” katanya sambil menambahkan semua peserta pelatihan itu akan memperoleh sertifikat setelah usai mengikuti pelatihan.
Namun, katanya melanjutkan, yang menjadi persoalan adalah di bidang pemasaran. Berbagai jenis motif batik yang diproduksi belum bisa dipasarkan karena system pemasarannya masih manual. Mereka belum memiliki outlet bahkan belum bekerjasama dengan pihak toko. Ironisnya, mereka belum bisa menjual secara online.
“Kami berharap ada yang pihak yang mau bekerjasama dengan Batik Sepaku Nusantara untuk pemasaran batik ini,” katanya.
Sebagaimana diketahui, daerah Dusun Pancakarya, Desa Sukaraja, Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan daerah pemukiman transmigrasi yang dibuka pada 1977. Daerah itu didominasi para transmigran yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Seiring dengan perkembangannya, perekonomian di daerah itu telah mengalami kemajuan.
Kepala BPVP Samarinda Mohammad Yasir membenarkan paket pelatihan yang diterima Batik Sepaku Nusantara adalah program pelatihan. Ia mengatakan, tidak ada dana berupa uang tunai yang disalurkan untuk membantu pelatihan tersebut.
“Kami memberikan bantuan berupa program pelatihan, bukan berupa uang tunai. Jadi kalau mereka menyebutkan menerima dana bantuan berupa uang tunai, itu jelas salah,” kata Yasir di ruang kerjanya, Rabu (11/10/2023).
Yasir yang juga didampingi Subkoordinator Bidang Pemberdayaan Pelatihan Vokasi dan Peningkatan Produktivitas Nurjuliani mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pembinaan melalui monitoring kegiatannya. Kedepan, katanya menambahkan akan berusaha membantu pemasaran Batik Sepaku Nusantara dengan cara penerapan teknologi.
Selain itu, Yasir juga akan membantu para alumni pelatihan yang membuka UMKM dengan pihak perbankan untuk memperoleh modal usaha. Ia mengusulkan ke parbankan, agar salah satu persyaratan mendapatkan kredit usaha adalah dengan memiliki sertifikat kompetensi.
“Ada tiga cara metode mekanisme pelatihan, yakni skilling, up skilling dan reskilling. Bagi mereka yang membuka usaha pasca mengikuti pelatihan dan ingin memasarkan hasil usahanya yang terkait up skilling,” katanya. (Rob).