BLK Sumedang Binaan BBPVP Bandung Gelar Pelatihan Berbasis Kompetensi Guna Mengurangi Pengangguran

Picsart_23-11-10_05-06-46-190

Sumedang, FajarNews— Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Sumedang Binaan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bandung gelar pelatihan berbasis kompetensi guna mengurangi angka pengangguran dan mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Sumedang.

Kepala UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Sumedang , Rita Fitriani , S.STP menjelaskan bahwa Balai Latihan Kerja Sumedang diakhir tahun 2023 mendapat pelimpahan 3 (tiga) Paket Pelatihan dari Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bandung . Yaitu ; pelatihan teknik Otomotif dalam hal ini service Injeksi sepeda motor (roda dua) sebanyak dua paket dengan waktu 280 JP dimulai pelatihan pada 18 Oktober hingga 27 November 2023 dan pelatihan service AC sebanyak 1 (satu) paket dengan waktu 240 JP pembukaan pelatihan 18 Oktober hingga 21 November 2023. “Alhamdullilah , dapat lagi bantuan paket dari BBPVP Bandung,”ujarnya.

Adapun, alasan mengambil pelimpahan paket pelatihan tersebut, menurut Rita, angka pengangguran di Kabupaten Sumedang cukup tinggi yakni mencapai 7 (tujuh) Persen. “BLK Sumedang berkontribusi besar untuk penurunan angka kemiskinan dan pengangguran. Fokus kita sekarang adalah untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran,”terangnya.

Rita menambahkan bahwa peserta pelatihan terbuka untuk umum dengan memakai SIPEDO (Sistem Informasi Pelatihan Berbasis Database Online), pendaftaran peserta pelatihan tercantum nama dan alamat yang jelas (by name by address), terkait angka kemiskinan UPTD BLK Sumedang berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang sudah masuk seleksi dan berdomisili di Kabupaten Sumedang.

Antusias masyarakat Sumedang begitu besar untuk mengikuti pelatihan di UPTD BLK Sumedang, hal ini disebabkan karena angka pengangguran cukup besar.kalau ada kesempatan pelatihan, menurut Rita, pasti banyak yang mendaftar. Bahkan yang mendaftar dalam satu paket pelatihan bisa mencapai 100 orang , namun yang dibutuhkan hanya 16 orang untuk satu paket pelatihan.

Lanjutnya, kebanyakan yang diterima guna mengikuti 3 (tiga ) paket pelatihan ini merupakan anak anak SMK dan SMA yang baru lulus.

Setelah mengikuti pelatihan, sambungnya, peserta mendapatkan sertifikat dari BBPVP Bandung, setelah itu mengikuti uji kompetensi (ujikom) oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan peserta yang dinyatakan kompeten akan mendapatkan sertifikat dari BNSP.

Menurut salah seorang peserta pelatihan service AC, Ade Diky dari Sumedang Desa Bongkok menceritakan bahwa dirinya dan peserta lainnya sedang mengikuti pelatihan selama 20 hari, awalnya mereka tidak memahami soal maintanant Ac , namun saat mengikuti pelatihan ini perlahan lahan kami mengerti cara memperbaiki dan merawat AC. “sudah lumayanlah, yang tadinya tidak tahu menjadi termotivasi untuk bekerja dibidang AC,” curhat Ade.

Ade pun memuji Instrukturnya yang bernama Adang Setiawan yang mengajari mereka dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah bagi peserta pelatihan untuk memahaminya.

Kepada Pemerintah Daerah, khususnya Kepala BLK UPTD Sumedang, Ade berterima kasih karena telah menyelenggarakan program pelatihan bidang service AC, karena dengan pelatihan menambah wawasan dan pengetahuan. Setelah menyelesaikan pelatihan ini, Ade berencana akan bekerja dengan melamar pekerjaan di perusahaaan.

Adang Setiawan Instruktur Swasta ketika ditemui sedang melakukan pelatihan cara perawatan service AC . Dia menjelaskan kendala yang dihadapi selama 20 hari pelatihan service Ac, yakni daya tangkap para peserta pelatihan bervariasi, ada yang cepat mengerti dan ada juga yang lambat mengerti.

Sementara itu, ditempat yang sama Dedi Sutisna Instrukur swasta bidang sepeda motor injeksi menceritakan bahwa pelatihan ini baru berjalan dua minggu. Tahap awal pembelajaran pengenalan kepada peserta yakni belajar mekanisme mesin dan casis dan belum ke injeksi. Dedy Sutisna menjadi instruktur dan bekerja di BLK UPTD Sumedang sejak tahun 2010.

Dedi juga menjelaskan bahwa daya tangkap peserta pelatihan relatif cepat karena rata rata usianya masih muda. Peserta pelatihan rata rata lulusan SMK dan SMA. Terkait kendala yang dialami oleh Instruktur service sepeda motor injeksi, menurut Dedi, hendaknya peralatan pelatihan ditambah jumlahnya. Satu sepedar motor dikerumini oleh peserta pelatihan 16 orang.

Sementara itu Diky Cahya, peserta pelatihan asal Sumedang Selatan menuturkan bahwa para peserta mengikuti pelatihan ini mendapat fasilitas dua pasang baju untuk praktek, sepasang sepatu, alat tulis dan diberi makan satu kali dalam sehari, bahkan mendapat uang transport.

Rita Fitriani mengakui masalah ketenagakerjaan sangat kompleks karena menyangkut permasalahan pada saat tenaga kerja belum bekerja, sedang bekerja, dan setelah mengakhiri hubungan kerja.

“Oleh sebab itu, kami berusaha sesuai dengan tugas dan fungsi Balai Latihan Kerja (BLK) yang diamanatkan oleh undang-undang, yakni mempersiapkan tenaga kerja yang trampil untuk dapat masuk pada pasar kerja sesuai dengan kompetensi dan keterampilannya dan menciptakan wirausaha baru yang andal,” ujar Rita yang baru 3 bulan menjabat Kepala BLK UPTD Sumedang, yang tadinya Rita sebagai Pelaksana Bidang Anggaran pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sumedang.(Rob).