Kerajaan Melayu: Jambi- Dharmasraya Malayupura Pendirinya Adalah Srimat Tribhuwana Raja Mauliwarma Dewa Bangsa Mauli

IMG-20240717-WA0011

Dharmasraya Sumatera Barat, Fajarnews – Kerajaan Melayu, juga dikenal sebagai Kerajaan Malayu atau Kerajaan Jambi, adalah salah satu kerajaan penting yang pernah ada di wilayah Sumatera, Indonesia. Kerajaan ini dikenal sejak abad ke-7 hingga abad ke-14. Berikut adalah sejarah dan cerita mengenai Kerajaan Melayu:

Asal Usul dan Pendiriannya
Kerajaan Melayu awalnya adalah salah satu kerajaan kecil yang berada di sekitar Jambi, di wilayah Sumatera Tengah. Dalam berbagai catatan sejarah, terutama dalam sumber-sumber Tiongkok, kerajaan ini disebutkan sebagai Mo-lo-yeu atau Malayu.

Hubungan dengan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Melayu sempat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang. Pada masa kejayaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu menjadi salah satu vassal atau bawahan yang penting. Namun, setelah Sriwijaya mengalami kemunduran akibat serangan dari Kerajaan Chola di India Selatan pada abad ke-11, Kerajaan Melayu mulai berkembang menjadi kekuatan yang lebih mandiri.

Kebangkitan dan Pemerintahan
Pada abad ke-13, Kerajaan Melayu mengalami kebangkitan. Pada masa ini, kerajaan mulai menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan kebudayaan. Beberapa raja terkenal dari Kerajaan Melayu termasuk:

Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa: Nama raja ini muncul dalam prasasti Padang Roco yang menunjukkan pengaruh Melayu di wilayah Dharmasraya.
Lokasi dan Wilayah Kekuasaan
Kerajaan Melayu berpusat di wilayah sekitar Sungai Batanghari, yang merupakan jalur perdagangan penting di Sumatera. Wilayah kekuasaan Kerajaan Melayu meliputi daerah yang kini termasuk Jambi dan sebagian Sumatera Barat.

Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan
Kerajaan Melayu memainkan peran penting dalam perdagangan internasional, terutama perdagangan rempah-rempah, emas, dan hasil bumi lainnya. Letaknya yang strategis di jalur perdagangan maritim antara India dan Tiongkok membuat kerajaan ini menjadi pusat perdagangan yang sibuk.

Budaya Melayu sangat dipengaruhi oleh agama Buddha, seperti yang terlihat dari peninggalan-peninggalan arkeologis berupa candi dan prasasti. Pada masa itu, agama Buddha Mahayana menjadi agama utama di kerajaan ini.

Hubungan dengan Majapahit
Pada abad ke-14, Kerajaan Melayu berada di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit. Dalam kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca, disebutkan bahwa Melayu adalah salah satu daerah taklukan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. Hubungan ini menandai periode di mana Kerajaan Melayu berintegrasi dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara dalam satu kesatuan yang lebih besar.

Kemunduran dan Akhir
Kerajaan Melayu mulai mengalami kemunduran setelah puncak kejayaannya pada abad ke-14. Integrasi dengan Majapahit dan perkembangan kerajaan-kerajaan lain di Sumatera seperti Kerajaan Aceh dan Kerajaan Minangkabau turut mempengaruhi kemunduran Kerajaan Melayu. Pada akhirnya, pengaruh dan kekuatan Melayu berangsur-angsur meredup.

Peninggalan Sejarah
Beberapa peninggalan penting dari Kerajaan Melayu antara lain:

Prasasti Kedukan Bukit: Prasasti yang menyebutkan tentang pendirian Srivijaya dan hubungannya dengan Melayu.
Prasasti Padang Roco: Prasasti yang menyebutkan nama Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa dan menunjukkan pengaruh Melayu di wilayah Dharmasraya.
Candi Muara Takus: Kompleks candi Buddha yang menjadi salah satu situs arkeologis penting yang terkait dengan Kerajaan Melayu.
Kerajaan Melayu adalah salah satu kerajaan yang berperan penting dalam sejarah awal Nusantara, terutama dalam bidang perdagangan dan penyebaran budaya serta agama Buddha di Sumatera.

Publikasi: Erman Chaniago
Manuskrip: Young Yiee
#Gambar ilustrasi.