Janlan Simpang Siguntur ke Simalidu Sepanjang 43,2 KM Dinas PUPR Provinsi dipertanyakan

IMG-20240709-WA0030

Dharmasraya Sumatera Barat, Fajarnews – Menghindari lubang maut di sepanjang jalan provinsi Sumatera Barat Siguntur ke Semilidu 43,2 KM yang hampir sepanjang jalan tersebut mpunyai lubang maut.

Melintas di wilayah kecamatan Sitiung ke Koto Baru, saat ini wajib meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya muncul banyak lubang-lubang di tengah jalan yang bisa membuat celaka.

Hujan deras, akhir-akhir ini memicu rusaknya infrastruktur jalan di berbagai daerah. Senin (10/6/24) kerusakan jalan paling jelas terlihat di ruas jalur provinsi. Meliputi Jalan Simpang Siguntur – Simalidu antara Kecamatan Sitiung hingga Kecamatan Koto Salak, diantaranya di Nagari Siguntur , maupun Sitiung hingga Nagari Ampalu.

Lubang maut itu juga ada di sepanjang jalan dan Nagari yang melintasi jalan Provinsi Sumatera Barat tersebut. Tidak ketinggalan di jalur provinsi antara Ampalu ke Simalidu perbatasan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi.

Pada sejumlah jalur tersebut tampak lubang di tengah, kanan, dan kiri jalan. Diameter lubang sekitar lebar 20-50 sentimeter, dengan kedalaman antara 10-20 sentimeter. Oleh komunitas motor, lubang jalan diberi tanda melingkar dengan car semprot putih.

“Kemarin lewat Kito Tuo Nagari Siguntur (Kecamatan Sitiung ).Ada genangan air, ternyata menutupi lubang. Saya tidak tahu, akhirnya motor saya rusak bagian kaki-kakinya karena terperosok” ungkap Dani , warga Kecamatan Sitiung.

Ketua Komisi III DPRD kabupaten Dharmasraya menandaskan, Pemprov Sumatera Barat mestinya segera memperbaiki ruas jalan yang rusak tersebut. Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak provinsi terkait hal itu sampainya lewat whasshap pribadinya.

Jalan Provinsi Sumatera Barat Siguntur -Simalidu tiap tahun mendapatkan dana perawatan dan terbukti sepanjang jalan tersebut 43,2 KM selalu di benahi dan hanya sebatas diberi tanda garis garis saja.

Sebaiknya pihak Persjal Provinsi Sumatera Barat wilayah V.2 UPTD wilayah V DPUPR Sumbar harus melakukan perbaikan dan jangan sebatas turun dan menandai dengan garis saja.

Salah satu Nara sumber yang tak boleh disebutkan namanya mengatakan.
“Jika retak lelah dan deformasi dibiarkan saja, maka ketika musim hujan bisa dipastikan air akan masuk ke dalam retakan dan mengubah retakan menjadi lubang yang semakin lama semakin besar. Karena itu sebaiknya begitu terjadi retak lelah dan deformasi, perbaikan harus segera dilakukan dengan penambalan-penambalan”. Terangnya.(Erman Chaniago).