BBPVP Medan Tingkatkan Kompetensi TNI Bidang Barista dan Tata Boga

Picsart_23-07-14_07-03-47-901

Medan, FajarNews— Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker), melalui Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Medan, tingkatkan kompetensi bagi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibidang kejuruan Barista dan Tata Boga. Berawal dari kunjungan Mabes TNI ke BBPVP Medan beberapa bulan lalu untuk mendiskusikan atau membicarakan peningkatan kompetensi Prajurit TNI Bdang Barista dan Tata Boga. Pelatihan Barista dan Tata Boga dilaksanakan sejak 03 Juli 2023 hingga 04 Agustus 2023. Demikian dikatakan Budi Raharjo Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag-TU), BBPV Medan, kepada Pers, Kamis, (13/07/23).

Ia mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan TNI yang memang kita laksanakan kerjasama dengan Mabes TNI yaitu yang menyelenggarakan pelatihan yang diikuti oleh anggota TNI yang berasal dari beberapa mantra tidak hanya satu angkatan. Ada angkatan Darat, Laut, Udara, ada semua disitu. Mereka mengikuti pelatihan Barista kemudian Pelatihan Commis Pastry (Tata Boga). Seperti yang sudah kita lihat dilapangan peserta pelatihan Barista bagaimana kualitas rancikan kopi yang disajikan oleh peserta pelatihan tersebut dalam rangka kolaborasi kami dengan Mabes TNI khususnya.

Menurutnya, paket pelatihan ini satu kelas kita sentting terdiri dari 16 orang. Kalau lebih dari itu jadi kurang sarananya. Lama pelatihan 180 jam. Jadi kalau dilaksanakan misal 10 jam sehari berati 18 hari. Memang kalau dilaksanakan 8 jam/ hari berarti 180 jam bagi delapan, berarti sekitar 25 hari. “Dari pagi sampai sore berlatih di workshop. Teorinya kita hanya 30 persen. Dari pagi sampai sore bagaimana merancing kopi Barista. Prakteknya yang lebih banyak dilakukan,” ungkap Budi Raharjo, yang didampingi oleh Ramles Simanjuntak, Subkoordinator Program Perencanaan Anggaran dan Keuangan Evaluasi dan Pelaporan, dan Muh. Ramadhan,ST, sebagai pelaksana Subkoordinator Sub Kelompok Subtansi Pelatihan Vokasi, BBPVP Medan.


Dijelaskannya, setelah dilatih mereka mendapatkan keterampilan yang diberikan para instruktur dan nantinya diakhiri dengan uji kompetensi. Mereka dapat sertifikat pelatihan yang ditandatangani oleh Kepala BBPVP Medan dan sertifikat kompetensi dari BNSP, jika memang dinyatakan direkomendasi oleh asesornya yang akan mengujinya. Yang menguji bukan instrukturnya. “Instruktur yang melatih tidak boleh menguji walaupun sama sama asesor. Jadi kita menugaskan asesor lain yang memang tidak mengajar di kelas tersebut,” kata Budi Raharjo.

Ditambahkanya, dalam pelatihan yang diberikan kepada Mabes TNI ini tidak ada perbedaan. Sama dengan peserta pelatihan umumnya. “Tidak ada perlakuan khusus mentang mentang TNI. Ada TNI peserta pelatihan justru memberi contoh kepada peserta pelatihan lainnya. Apa lagi soal baris ber baris mereka sudah terbiasa. Bisa jadi ketua kelas. Mereka sudah terbiasa dengan ke dispilinan tinggi,” kata Budi.

Sebanyak 32 anggota TNI yang ikut pelatihan Barista dan Tata Boga di BPVP Medan. Tiga orang sebagai perwakilan yang berhasil diwawancarai saat pelaksanaan pelatihan praktek di Workshop Barista, yakni Serda TNI AD, Taufik Hidayat, dari Batalion Zeni Tempur I/ DD, Peltu TNI AU, Kusriadi dan Bambang Subroto, PNS TNI AL. Ketiga peserta pelatihan ini mengakui bahwa pelatihan yang dilaksanakan oleh BBPVP Medan cukup membantu. Cukup baik membantu anggota TNI untuk mencapai cita cita yang di impikan.

Serda TNI AD, Taufik Hidayat (38) yang sudah mahir merancing pembuatan Esspresso meskipun baru ikut pelatihan selama dua Minggu di BBPVP Medan. Ia menjelaskan saat instruktur menyampakain materi teori dan praktek pelatihan pertama yang diajarkan adalah soal pentingnya kebersihan peralatan dan pentingnya mengutamakan K-3 (keselamatan dan kesehatan kerja).Bahasa penyampaian instruktur pun mudah untuk di pahami. Sehingga tidak begitu lama yang tadi nya saya sebelum ikut pelatihan Barista ngak mengerti tentang jenis kopi dan cara merancing kopi yang baik, sekarang saya sudah paham jenis kopi dan sudah bisa merancing kopi dengan baik. Taufik memberi contoh cara membuat Esspresso yang enak. Tuangkan cofee sebanyak 17 s/d 20 gram. Rapikan dan padatkan menggunakan stemper. Dimasukkan ke Head Group menggunakan 2 seat menjadi 60 gram di bagi menjadi 2.

Peltu TNI AU, Kusriadi (51), ia menjelaskan cara pembuatan Cappucino. Pertama kita perhatikan kebersihan peralatan dan kesiapan alat yang akan digunakan. Kemudian kita ambil shut filter kopi dengan tekanan 18-20 gram. Lalu diratakan dengan menggunakan stemper. Masukkan ke Head Group dengan tekanan 20-30 sheat. 60 gram untuk 2 shut. “Hasil rancikan pembuatan Cappucino rasanya tidak kalah dengan Cappucino yang ada di Hotel bintang lima,” ujar Kusriadi.

Bambang Subroto (50), Lantamal I Belawan Medan, yang sudah ber dinas 27 tahun PNS, Kemhan menjelaskan cara pembuatan Americano, antara lain, bahan kopi 18 gram pakai mesin gender. Dimasukkan kedalam porta filter dan di padatkan menggunakan temper. Dan menggunakan mesin Espresso di letakkan di Head Group menghasilkan 2 Shut cofee. Hasil inti sari cofee di pindahkan ke gelas 30 ml dan dicampur dengan air panas 100 ml.
Dengan masuk peserta pelatihan disini timbul ide ide. Setelah pensiun membuka usaha. “Harapan saya bisa membuka usaha melalui membuka usaha kopi,” katanya.

Menurut ketiga peserta pelatihan Barista dari Mabes TNI mengatakan, tujuan ikut pelatihan Barista untuk membuka usaha dan untuk menularkan ilmu yang didapatkan dari pelatihan ke masyarakat. Akan menjadi icon ditempat kerja. Mereka menceritakan ke tiga instruktur yang memberi teori dan praktek ini antara lain, Freddy Angga, Fadly Hasyim, Eka Ginting. Materi yang disampaikan bagaimana cara melobi investor dan cara menentukan tempat usaha yang bagus. Cara penyajian untuk melayani tamu yang baik,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Industri ( FKLPI) Medan, Abo saat diminta tanggapannya soal pemerintah tidak memberikan dana peserta pelatihan yang ikut usaha. Abo menjelaskan, kalau saya secara pribadi di Balai Latihan Kerja (BLK) itu tentu tidak menyediakan dana, tapi kalau di daerah daerah kabupaten/kota, saya tidak tahu. Sebagian ada. Kemarin saya ikut pembukaan PDN disampaikan oleh Kadisnaker Provinsi Sumatera Utara, mereka sudah siapkan anggaran untuk memberikan semacam modal kerja, kalau sudah selesai pelatihan dari BLK. “Saya mendengar yang disampaikan oleh Kadis biasanya yang ada disitu. Kalau BLK ini hanya menyediakan pelatihan saja seperti apa yang disampaikan oleh Kabag TU, BBPVP Medan. Menyinggung SDC ( Skill Development Center) disitulah program itu ada. Dari daerah masing masing mungkin ada porsi masing masing saya tidak mengerti. FKLPI itu kata Abo, kita hanya mengizinkan mereka sampai ke Industri. Tapi kalau sampai perusahaan kita melingkan mereka misal ke Kadin untuk bantuan support bantuan bantuan Kadin. Tapi kalau sampai ke BLK sendiri ngak ada anggaran dana disiapkan kecuali suatu ketika Binalavotas ini ada linknya langsung ke Binapenta penempatan kerja ada kasih modal usaha. Tapi sekarang ini saya ngak tahu lagi. Karena FKLPI tidak mengurusi regulasi sampai kesana. Kemarin beberapa kali ada kita undang Bank Jawa Barat ( BJB) untuk kesini melihat potensi potensi itu supaya bagaimana nanti teman teman memilki sertifikasi itu mereka punya akses pinjam KUR ( kredit usaha rakyat), yang 10-25 juta tanpa agunan tapi hanya menunjukkan sertifikasi kompetensi. Kita sudah terobos, tapi banyak yang gagal. Ada gagal karena Bank Cheking tidak lulus. Mereka ada kredit sepeda motor tunggakan. Ada yang datang kesini hubungan keluarga cerai. Suami Istri cerai statusnya ngak jelas. Suami Istri harus teken kalau pinjam uang. Ini kendala yang kita hadapi. Memang salah satu harapan kita adalah, pemerintah daerah, kabupaten/ kota dan Bupati, Gubernur, lewat Kadis Naker atau Kadis Koperasi, itu yang bisa mengucurkan dana. Kalau BLK ini kan luas se Indonesia, kalau di modali semua uang bisa bangkrut nanti kita. Masing masing punya wilayah. “Sejauh ini saya lihat FKLPI apa yang dilakukan BLK khusus dua kejuruan pariwisata dan kontruksi sudah one The Track. Betul betul sudah mencintrai. On The Track dalam arti kata oleh industri. Industri sudah melihat apa sudah dilatih sudah match apa kebutuhan mereka,” kata Abo. ( Rob).