Nara Sumber Dalam Kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Evaluasi dan Monitoring TKM Pemula

IMG-20240829-WA0010

Karawang, FajarNews — Balai Perluasan Kesempatan Kerja (BPKK) Bekasi melaksanakan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Evaluasi dan Monitoring Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Pemula yang dilaksanakan selama tiga hari dari hari Rabu sampai Jum’at tanggal 28-30 Agustus 2024 bertempat di Hotel Mercure, Karawang.

Sanggap Purba selaku Nara Sumber FGD Evaluasi dan Monitoring TKM Pemula di Karawang, Kamis,(29/08/2024).

Salah seorang nara sumber yang handal dan pakar Bidang Produktivitas dan Ketua Umum Asosiasi Profesi Produktivitas Indonesia sekaligus juga Ketua LSP Produktivitas, Sanggap Purba.

Peserta FGD Evaluasi dan Monitoring TKM Pemula BPKK Bekasi dan Disnakertrans Karawang dan Bekasi di Karawang, Kamis, (29/08/2024).

Dalam kesempatan tersebut Sanggap Purba menyampaikan materinya terkait FGD tentang evaluasi dan monitoring. Evaluasi dan Monitoring ini bertujuan dalam rangka menghasilkan rekomendasi tindak lanjut dari hasil evaluasi dan monitoring itu. Disini lah saya diminta sebagai nara sumber untuk mendampingi teman teman dari Balai Perluasan Kesempatan Kerja (BPKK) Bekasi yang melakukan evaluasi dan monitoring tersebut dalam rangka merumuskan rekomendasi tindak lanjut ke depan.

Saat ditanya apa saja rekomendasi itu?
Sanggap Purba menjelaskan, rekomendasi yang dirumuskan itu berdasarkan evaluasi dan monitoring. Jadi kita tau Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Pemula ini dimasyarakat itu diberikan bantuan oleh pemerintah berupa uang modal usaha. Bantuan ini digulirkan atau dilaksanakan TKM Pemula, diharapkan bisa produktif membentuk usaha usaha mandiri. Jadi pemerintah sebenarnya mengharapkan bantuan permodalan ini dapat digerakkan sehingga mereka dapat menjalankan usaha dan bisa berkembang menjadi usaha kecil atau bahkan usaha menengah dimasa mendatang. “Penting sekali pemandu usaha usaha ini mengetahui kondisi lapangan. Itulah mereka melakukan evaluasi monitoring, tetapi data evaluasi monitoring ini harus ber manfaat kedepannya dalam rangka mengetahui tindaklanjutnya seperti apa,” ujarnya.

Lebih lanjut Sanggap Purba mengatakan, dalam Forum Group Discussion (FGD) mereka berdiskusi saling memberikan pengalaman dan masukan dan diskusi ini dibagi enam kelompok antara lain:
Kelompok pertama adalah Keuangan, Kelompok Kedua Pemasaran Online, Kelompok Ketiga Pemasaran Offline, Kelompok Keempat Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Kelompok Kelima Pengelolaan Product jadi, Kelompok Keenam yaitu pengelolaan sumber bahan pasokan sampai proses produksi.

Dikatakan oleh Sanggap Purba, kelompok keuangan membahas soal permodalan, kemudian bagaimana mendapatkan pendapatan atau konsep penjualan. Disana mereka peserta berdiskusi bagaimana meningkatkan profit. Bagaimana kemampuan mengembalikan permodalan itu dari potensi laba yang didapatkan. Mereka berdiskusi sesuai dengan kenyataan- kenyataan yang ada dilapangan dan mereka juga berkewajiban merumuskan rekomendasi. Kelompok kedua dibidang pemasaran ada dua yakni pasar online dan pasar offline. Mereka juga berdiskusi bagaimana potensi pasar. Tapi mereka akan mendiskusikan apa kelebihan pasar online dan pasar offline. Tentu pasar online mereka mendiskusikan bagaimana pengelolaan digital. Kelompok ketiga adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Kelompok SDM ini agak lumayan luas. “Saya minta kepada peserta FGD untuk melihat data hasil monitoring evaluasi itu. Jangan sampai pemerintah mengeluarkan dana tetapi mereka tidak betah. Kita berharap kesinambungan itu ada,” ungkapnya.

Sedangkan kelompok ke lima yaitu pengelolaan produk. Pengelolaan hasil produk itu menyangkut masalah product. Tidak sembarangan produksi. Produksinya harus dipastikan diminati oleh para pembeli. Maka mereka membahas disana kata Sanggap Purba. Sambil Sanggap Purba menambahkan kelompok enam juga pengelolaan product tapi mereka fokus kepada pengadaan bahan dan juga prosesnya. Pengadaan bahan ini satu hal yang perlu dicermati.

Lebih lanjut dikatakan Sanggap Purba jadi itu harus dipastikan. Maka pengelolaan usaha ini harus melihat itu lebih jauh. Siapa Suplier atau pemasok yang bisa menjamin kesinambungan dan juga mereka mendiskusikan per syaratan bahan karena persyaratan bahan itu merupakan kepada kualitas. Bahkan kata Sanggap dikelompok terakhir ini tentu bagaimana standar operating prosedur atau proses pembuatan perubahan atas proses mentransformasi bahan baku menjadi bahan jadi.

Pakar Bidang Produktivitas Sanggap Purba sekaligus nara sumber FGD Evaluasi dan Monitoring ini menjelaskan soal TKM Pemula kedepannya, untuk kedepannya harus kita pastikan dipilih dengan persyaratan yang baik supaya anggaran yang diberikan pemerintah sebagai Supporting bisa berkelanjutan. “Kita berharap sebenarnya usaha usaha kecil sedang yang dibantu pemerintah itu harus naik kelas. Usaha kecil menjadi usaha menengah. Tapi tidak luput juga dari problema problema yang dihadapi. Pihak Kemnaker harus lebih selektif dan jangan asal memberikan bantuan modal,” ujar Sanggap Purba. (Rob).